Beranda | Artikel
Nikmat Aman yang Terlupakan - Syaikh Sulaiman ar-Ruhaily #NasehatUlama
Senin, 5 September 2022

Keamanan
adalah nikmat besar
dari nikmat-nikmat yang dikaruniakan Allah ‘Azza wa Jalla.

Ia berada di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah mengaruniakannya kepada hamba-Nya yang Dia kehendaki.
Allah telah mengaruniakannya kepada beberapa negeri.

“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram,
rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat,
tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nikmat Allah,
karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (QS. An-Nahl: 112)

Allah telah mengaruniakan nikmat keamanan kepada kaum Quraisy,
dan melimpahkan kepada kaum Quraisy kenikmatan ini.
“(Rabb) Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar
dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Quraisy: 4)

“Dan apakah mereka tidak memperhatikan, sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman,
sedangkan manusia di sekitarnya saling rampok-merampok?” (QS. Al-Ankabut: 67)

Keamanan
adalah nikmat yang agung.
Manusia tidak dapat beribadah kepada Allah
dengan penuh ketentraman, kecuali dengan adanya nikmat aman.

Hatinya tidak akan tenang kecuali dengan adanya nikmat aman.
Kehidupannya juga tidak akan berjalan normal kecuali dengan adanya nikmat aman.

Oleh karena itu, jika Allah ‘Azza wa Jalla telah mengaruniakan
kepada suatu kaum dengan nikmat kemanan,
maka yang wajib bagi mereka adalah
menghargainya dengan sebaik-baiknya,
dan bersyukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla atas kenikmatan ini,

serta mengikatnya dengan rasa syukur,
karena kenikmatan dapat diikat dengan rasa syukur.

Bahkan dengan rasa syukur, nikmat akan bertambah.
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7)

====

الْأَمْنُ

نِعْمَةٌ عَظِيمَةٌ

مِنْ نِعَمِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

هِيَ بِيَدِ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

يُعْطِيْهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ

أَنْعَمَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهَا عَلَى قُرًى

وَضَرَبَ اللهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنّةً

يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ

فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللهِ

فَأَذَاقَهَا اللهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ

أَنْعَمَ اللهُ بِنِعْمَةِ الْأَمْنِ عَلَى قُرَيْشٍ

وَامْتَنَّ عَلَى قُرَيْشٍ بِهَذِهِ النِّعْمَةِ

الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ

وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ

أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا حَرَمًا آمِنًا

وَيُتَخَطَّفُ النَّاسُ مِنْ حَوْلِهِمْ

الْأَمْنُ

نِعْمَةٌ عُظْمَى

لَا يَسْتَطِيعُ الْإِنْسَانُ أَنْ يَعْبُدَ اللهَ

بِاطْمِئْنَانٍ إِلَّا مَعَ وُجُودِهَا

لَا يَطْمَئِنُّ قَلْبُهُ إِلَّا مَعَ وُجُودِهَا

لَا تَسْتَقِيمُ حَيَاتُهُ إِلَّا مَعَ وُجُودِهَا

فَإِذَا أَنْعَمَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ

عَلَى قَوْمٍ بِنِعْمَةِ الْأَمْنِ

فَوَاجِبٌ عَلَيْهِم

أَنْ يَقْدُرُوْهَا حَقَّ قَدْرِهَا

وَأَنْ يَشْكُرُوا اللهَ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى هَذِهِ النِّعْمَةِ

وَأَنْ يُقَيِّدُوهَا بِالشُّكْرِ

فَإِنَّ النِّعَمَ تُقَيَّدُ بِالشُّكْرِ

بَلْ تُزَادُ بِالشُّكْرِ

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ


Artikel asli: https://nasehat.net/nikmat-aman-yang-terlupakan-syaikh-sulaiman-ar-ruhaily-nasehatulama/